Binu mba’e = Sarang Semut (Myrmecodia pendans) mempunyai akar yang menempel pada pohon inang. Batang
tanaman sarang semut berwarna coklat hingga keabu-abuan, menggelembung sehingga
menyerupai umbi. Bagian dalam batang berbentuk rongga bersekat-sekat dan biasa
dijadikan tempat tinggal koloni semut. Batang yang menyerupai umbi ini terkadang
menempel pada tumbuhan inang, kadang menggantung.
Sarang semut memiliki daun
tunggal, berwarna hijau, berbentuk jorong (pangkal tumpul dan ujung meruncing),
bertangkai, tersusun menyebar namun lebih banyak terkumpul di ujung batang,
tepi rata, permukaan daun halus, tulang daun berwarna putih.
Dalam
pengobatan tradisional Nias, binu mba’e
dimanfaatkan sebagai untuk mengurangi bengkak. Binu mba’e ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang
sakit. Juga sebagai obat buru (perut
kembung dan dingin menjalari ke seluruh tubuh). Tiga (3) buah
binu mba’e, jeruk
nipis (dima adulo) 3 buah, nenas (göna safusi) 3 buah dan sejenis pakis "wöli-wöli" sebanyak 3 buah. Semua
bahan ini direbus dengan air secukupnya dan air rebusannya diminum selama 3
hari.
Sumber : http://www.museum.pusaka-nias.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin Blog Mado HAREFA Tidak selalu Online untuk memantau Komentar yang Masuk, Jadi tolong berikan Komentar Anda dengan Pantas dan Layak dikonsumsi oleh Publik. No SARA, SPAM dan Sejenisnya.